Tuesday, December 23, 2014

Proses sendawa

Bagaimana anda bisa sendawa ?

Kita pasti sering mengalami  sendawa baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan kebanyakan memang tidak disengaja terutama setelah kita makan. Sendawa (burping atau belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna (esofagus dan gaster) ke oral yang disertai adanya suara dan kadang-kadang menimbulkan bau. 

            Timbulnya suara tersebut disebabkan oleh getaran udara  atau gas pada katub esofagus saat keluarnya gas. Hal ini merupakan hal yang sangat umum bisa terjadi pada siapa saja, dan merupakan usaha untuk melepaskan udara yang terperangkap di gaster yang biasanya menimbulkan ketidaknyamanan di saluran cerna.

Proses Terjadinya Sendawa
         Sendawa membutuhkan koordinasi dari beberapa aktifitas berikut ini: Turunnya otot diafragma, sehingga meningkatkan tekanan abdominal dan menurunkan tekanan di dada. Perubahan tekanan ini membuat udara mengalir dari abdomen ke esofagus. Terbukanya katup esofagus bagian bawah, sehingga udara dapat lewat dari abdomen menuju ke esofagus. Menutupnya laring, sehingga cairan atau makanan yang mungkin kembali bersama dengan udara dari abdomen tidak akan masuk ke paru-paru. Menutupnya laring juga akan melemaskan katup esofagus bagian atas sehingga udara bisa lewat lebih mudah dari esofagus ke dalam faring.

         Penyebab terjadinya sendawa makanan dan minuman seperti dijelaskan sebelumnya, sendawa dapat terjadi karena kita turut menelan udara ketika sedang makan atau minum, terutama ketika menelan makanan atau minuman dengan terlalu cepat. Karena semakin cepat seseorang makan atau minum, maka semakin banyak udara yang ditelannya. Penyebab lain yang dapat menyebabkan masuknya udara adalah mengunyah permen karet, menggunakan sedotan untuk minum dan memakai gigi palsu yang longgar.

        Selain karena tertelannya udara bersamaan dengan makanan dan minuman, bersendawa juga bisa disebabkan oleh minum-minuman ringan dan minuman energi. Karena dalam minuman tersebut, terdapat gas karbon dioksida yang dilarutkan. Makanan tertentu, terutama yang tinggi akan lemak atau karbohidrat, juga bisa menyebabkan gas pada saluran pencernaan dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini tentu dapat meningkatkan gas dalam saluran cerna dan menyebabkan sendawa.

        Selain itu, kecemasan juga dapat menyebabkan kita sering menelan ludah bersamaan dengan udara. Kebiasaan udara yang berlebihan di dalam abdomen bukan satu-satunya penyebab sendawa. Bagi sebagian orang, bersendawa menjadi suatu kebiasaan dan tidak selalu merefleksikan jumlah udara yang berada dalam abdomen mereka, terutama jika mereka telah menderita masalah pencernaan di masa lalunya. Udara berlebihan di abdomen seringkali dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada abdomen. Dan bersendawa seringkali menghilangkan masalah ketidaknyamanan ini karena udara berlebih berhasil dikeluarkan. Akibatnya, sebagian orang akan bersendawa setiap kali mereka mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan tidak hanya untuk ketidaknyamanan abdomen karena jumlah gas pada abdomen yang meningkat.

        Jika masalah yang menyebabkan rasa tidak nyaman di abdomen bukanlan udara yang berlebih, maka bersendawa tidak akan menghilangkan ketidaknyamanan tersebut. Sehingga orang tersebut akan memiliki kebiasaan untuk bersendawa secara berulang-ulang.

Sumber: Dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM), Dr Helmin Agustina Silalahi


Prinsip koreksi miopi, hipermetropi, presbiopi

Prinsip Koreksi Miopi, Hipermetropi, Presbiopi

Miopi disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. Miopi terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina. Miopi ditentukan dengan ukuran lensa negatif dalam Dioptri. Klasifikasi miopi antara lain: ringan (3D), sedang (3 – 6D), berat (6 – 9D), dan sangat berat (>9D).

Gejala miopi antara lain penglihatan kabur ketika melihat jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu atau dekat, selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata, gangguan dalam pekerjaan, dan jarang sakit kepala. Koreksi mata miopi dengan memakai lensa minus atau negatif ukuran teringan yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata. Biasanya pengobatan dengan kaca mata dan lensa kontak. Pemakaian kaca mata dapat terjadi pengecilan ukuran benda yang dilihat, yaitu setiap -1D akan memberikan kesan pengecilan benda 2%. Pada keadaan tertentu, miopi dapat diatasi dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif, Laser Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis (Lasik).


Hipermetropi adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropi terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropi aksial), seperti yang terjadi pada kelainan bawaan tertentu, atau penurunan indeks bias refraktif (hipermetropi refraktif), seperti afakia (tidak mempunyai lensa).

Pasien dengan hipermetropi mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya berakomodasi. Bila hipermetropi lebih dari + 3.00 D maka penglihatan jauh juga akan terganggu. Pasien hipermetropi hingga + 2.00 D dengan usia muda atau 20 tahun masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa kaca mata tanpa kesulitan, namun tidak demikian bila usia sudah 60 tahun. Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. Pada perubahan usia, lensa berangsur-angsur tidak dapat memfokuskan bayangan pada retina sehingga akan lebih terletak di belakangnya. Sehingga diperlukan penambahan lensa positif atau konveks dengan bertambahnya usia. Pada anak usia 0-3 tahun hipermetropia akan bertambah sedikit yaitu 0-2.00 D.

Pada hipermetropi dirasakan sakit kepala terutama di dahi, silau, dan kadang juling atau melihat ganda. Kemudian pasien juga mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang retina. Pasien muda dengan hipermetropi tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut akan memberikan keluhan kelelahan setelah membaca. Keluhan tersebut berupa sakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.

Mata dengan hipermetropi akan memerlukan lensa cembung atau konveks untuk mematahkan sinar lebih kuat kedalam mata. Koreksi hipermetropi adalah diberikan koreksi lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Pasien dengan hipermetropi sebaiknya diberikan kaca mata lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal.


Presbiopi adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, yaitu akomodasi untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Presbiopi terjadi akibat penuaan lensa (lensa makin keras sehingga elastisitas berkurang) dan daya kontraksi otot akomodasi berkurang. Mata sukar berakomodasi karena lensa sukar memfokuskan sinar pada saat melihat dekat.

Gejala presbiopi biasanya timbul setelah berusia 40 tahun. Usia awal mula terjadinya tergantung kelainan refraksi sebelumnya, kedalaman fokus (ukuran pupil), kegiatan penglihatan pasien, dan lainnya. Gejalanya antara lain setelah membaca akan mengeluh mata lelah, berair, dan sering terasa pedas, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, gangguan pekerjaan terutama di malam hari, sering memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.


Koreksi dengan kaca mata bifokus untuk melihat jauh dan dekat. Untuk membantu kekurangan daya akomodasi dapat digunakan lensa positif. Pasien presbiopi diperlukan kaca mata baca atau tambahan untuk membaca dekat dengan kekuatan tertentu sesuai usia, yaitu: +1D untuk 40 tahun, +1,5D untuk 45 tahun, +2D untuk 50 tahun, +2,5D untuk 55 tahun, dan +3D untuk 60 tahun. Jarak baca biasanya 33cm, sehingga tambahan +3D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan.


Penyebab Menguap

Mengapa Mengantuk Menyebabkan Menguap ?


       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),  mengantuk adalah rasa atau perasaan hendak tidur. Mengantuk bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kita. Mengantuk merupakan fenomena yang sudah sangat sering kita lihat bahkan kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, lansia, pasti pernah mengantuk.

       Mengatuk tidak mengenal waktu. Baik pagi, siang, sore, atau malam kita bisa saja mengantuk. Mengantuk sebenarnya tidak berbahaya apabila datang pada waktu yang tepat, misalnya mengantuk sebelum tidur. Tapi apabila rasa mengantuk datang pada saat yang tidak tepat, maka itu bisa membuat malapetaka bagi kita. Misalnya, ketika  kita mengantuk saat belajar, kita tidak bisa lagi berkonsentrasi terhadap pelajaran, sehingga kita tidak mengerti dengan  materi yang telah diajarkan oleh guru, karena tidak mengerti, kita tidak bisa mencapai kriteria ketuntasan minimum, dan akhirnya kita bisa tinggal kelas karena itu. Belum lagi apabila rasa mengantuk itu datang saat kita mengendarai kendaraan bermotor, kita bisa mengalami kecelakaan hingga berujung kematian.

       Proses mengantuk sendiri merupakan hasil dari peninggian hormon melatonin yang disekresikan oleh kelenjak pineal di otak, sebagian disekresikan di lambung dan usus. Melatonin ini meninggi saat mata menangkap kegelapan, dan menurun saat mata menangkap cahaya. Jadi, berdasarkan teori ini, manusia memang memiliki jam tidur pada malam hari dan jam kerja pada siang hari. Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan insomnia (sulit tidur pada malam hari).

       Menguap terjadi pada saat tubuh kekurangan oksigen. Dengan menguap, kita menghirup oksigen sebanyak-banyaknya melalui mulut agar dapat memenuhi kekurangan oksigen di dalam tubuh. Kita bisa membuktikannya sendiri, bahwa saat menguap, kita akan mengambil nafas dalam-dalam, bukan membuang nafas.

Hal-hal yang menyebabkan tubuh kekurangan oksigen antara lain :

a.  Kelaparan. Dalam keadaan kurangnya asupan glukosa, maka metabolisme otak akan menurun. Otak merupakan organ yang paling banyak mengonsumsi glukosa dan oksigen. Menurunnya asupan glukosa, maka secara tidak langsung menurunkan konsumsi oksigen oleh otak. Reaksi selanjutnya, selain menerbitkan rasa lapar ke daerah lambung, adalah menguap.

b.   Keletihan. Penggunaan energi untuk bekerja otomatis membutuhkan oksigen sebagai bahan bakarnya (oksidasi). Selain membutuhkan oksigen yang banyak, hasil oksidasi juga memunculkan oksidan yang harus dibuang. Jika menumpuk, maka ia akan mengganggu sirkulasi darah. Menguap membantu mencukupi kebutuhan oksigen yang kurang tersebut.

 c.  Belajar ataupun hal-hal yang memeras pikiran. Para pelajar, mahasiswa, analis, dokter, dan sebagainya yang sehari-harinya mengandalkan otaknya untuk bekerja, maka akan lebih sering menguap. Biasanya, proses ini diikuti dengan rasa lapar. Metabolisme otak yang tinggi membutuhkan asupan glukosa dan oksigen lebih banyak lagi.

d.   Stress ataupun beban psikologis lain. Saat stress ataupun terbeban sesuatu, reaksi pertama pada manusia adalah mempercepat denyut jantungnya, mempercepat nafasnya. Bagi mereka yang terbiasa dengan kondisi ini, misalnya pada dokter UGD, pemadam kebakaran, tentara, reaksi ini tidak menimbulkan dampak apapun. Tetapi pada mereka yang tidak terbiasa, mekanisme alert ini akan membuatnya cepat letih, yang pada gilirannya nanti dia akan menguap.

e.   Tekanan udara yang tinggi. Pada daerah yang sangat tinggi, tekanan udara yang tinggi akan menyebabkan paru-paru sulit mengambil udara. Jika tidak ada latihan sebelumnya, maka hal ini akan sangat berbahaya, misalnya di atas pesawat, jet, dan sebagainya.

f.   Udara dingin. Pada suhu udara yang lebih rendah, tubuh akan mempertahankan suhu rata-rata tubuh (36,5-37,5 derajat Celcius) dengan cara membakar lemak. Hal ini berguna agar tubuh tidak jatuh ke keadaan kedinginan. Jika gagal, dibantu dengan jaket, selimut, ataupun baju tebal lainnya. Proses peningkatan metabolisme lemak ini membutuhkan oksigen lebih banyak dan tambahan asupan makanan. Tidak heran jika di daerah yang dingin, kita akan lebih cepat lapar, menguap, dan mengantuk. (sumber : kaskus.us)

Mekanisme tersedak

Mekanisme Tersedak
Seringkali kita mendengar kasus tersedak terjadi pada seseorang, kasus tersedak sering kali dianggap sepele. Meski terlihat sepele, tersedak makanan bisa berakibat fatal. Hal ini terjadi karena makanan yang seharusnya masuk ke dalam saluran cerna justru masuk ke dalam saluran pernapasan. Reaksi yang timbul pun dapat berupa batuk-batuk ataupun sulit bernapas. Padahal bernapas merupakan kebutuhan wajib setiap manusia untuk bisa hidup.

Menurut Dr. Sri Rusmanti, M.kes, dokter Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) kustati Surakarta, tubuh mengalami tersedak karena terhalangnya jalur pernapasan bagian atas akibat makanan atau benda asing lainnya. Tersedak bisa menyebabkan seseorang mengalami batuk-batuk. Tetapi jika saluran pernapasan tersebut terhalang cukup banyak, maka bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia. “Oksigen yang masuk dalam tubuh berguna sebagai sumber bahan bakar. Saat seseorang tersedak, jalur pernapasan terhambat sehingga tidak ada oksigen yang masuk ke dalam paru-paru.”

Secara lebih rinci Dr. Sri Rusmanti, M.Kes menjelaskan bahwa pada kerongkongan terdapat dua saluran yakni saluran napas untuk masuknya udara ke paru-paru, dan saluran pencernaan untuk masuknya makanan menuju usus. Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan lubang hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi salah masuk, maka diantara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah katup (epiglotis). Katup ini bergerak secara bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan seperti halnya daun pintu. Saat bernapas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan katup menutup tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan. Tersedak dapat terjadi apabila makanan yang seharusnya menuju kerongkongan, malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami tersedak diantaranya makan terburu-buru, tertawa atau berbicara saat makan, proses menelan yang belum sempurna, atau adanya kelainan bawaan sejak lahir.

Gejala yang paling sering muncul saat tersedak  adalah batuk-batuk. Hal ini wajar karena batuk merupakan mekanisme pertahanan alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan.Akan tetapi semakin besar benda yang masuk maka gejala yang muncul lebih mirip orangyang tercekik. Yakni sesak napas, tidak ada suara, hingga tidak bisa bernapas. Sering kali jika mengalami tersedak, banyak orang menganjurkan untuk meminum air sebanyak-banyaknya. Alasannya air yang diminum akan dapat memperlancar makanan yang tersangkut. Tetapi logika ini tidak sepenuhnya benar. Sebab tersedak tidak hanya disebabkan kekurangan cairan saja, tersedak  bisa juga dikarenakan adanya gangguan pada saluran pernapasan atau bahkan saraf yang mempengaruhi fungsi otot.

Untuk menangani seseorang yang tersedak, tindakan yang cepat dan  tepat diperlukan antara lain yaitu :
1.      Membatukkan benda asing itu keluar terutama melalui mulut, bila benda asing keluar dari hidung, harus segera dibersihkan sehingga tidak menyumbat hidung.
2.      Pada anak kecil, dapat dibantu dengan membalikkan anak dengan kepala di bawah lalu menepuk-nepuk punggung dan tengkuk hingga benda asing terbatukkan keluar.
3.       Bila benda asing menyumbat total saluran nafas yang ditandai dengan sesak nafas dan tidak adanya suara, maka dapat dilakukan pertolongan dengan perasat heimlich dengan cara:

a.  Bila korban masih sanggup berdiri, penolong dapat berada di belakangnya dengan posisi tangan melingkar ke dada. Sedangkan kepalan tangan berada di perut bagian atas, kemudian hentakan tangan ke arah belakang atas secara tiba-tiba dengan harapan benda asing akan terdorong keluar karena tekanan yang dihasilkan.

           
b.  Bila korban terbaring, baringkan korban dengan kepala lurus dan leher tidak tertekuk ke samping. Lalu untuk mengeluarkan sumbatan dapat dengan memberikan tekanan menggunakan kepalan tangan  pada perut baggian atas dan lakukan penekanan ke arah bawah atas agar benda asing terdorong keluar.

c.   Pada anak kecil, korban dipangku oleh penolong lalu dengan 2 atau 3 jari saja lakukan penekanan pada perut bagian atas sedangkan bila anak kecil terbaring lakukan hal yang sama seperti orang dewasa hanya saja penolong hanya menggunakan jari-jarinya saja. Bila tindakan-tindakan di atas tidak berhasil maka segera bawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan darurat. (FKUI, 2001)
      Sementara agar tidak terjadi tersedak saat makan, sebaiknya jangan berbicara sambil
makan, karena selain tidak sopan, hal ini juga mmbuat kerja katup menurun sehingga resiko
tersedak lebih tinggi. Selain itu makanan juga harus dikunyah dengan benar yang sesuai dengan
anjuran medis yakni sebanyak 32 kali. Kunyahan ini bisa membuat makanan lebih halus
sehingga mudah ditelan. (Ikrob Didik Irawan, 2010)

Monday, November 3, 2014

Reflective Essay Outbond ke Baturraden Adventure Forest (BAF)

Nama : ANGGUN TRISNA .W
NIM    : G1D014011
Kelompok : 3
Reflective Essay Outbond ke Baturraden Adventure Forest (BAF)


Description
    Pada hari Jum’at tanggal 30 Oktober 2014 seluruh mahasiswa jurusan keperawatan  angkatan 2014 berkesempatan untuk mencoba outbond di Baturraden Adventure Forest (BAF) dengan biaya 215 ribu per orang. Biaya tersebut sudah termasuk dengan menyewa kendaraan dan biaya makan disana.
    Baturraden Adventure Forest (BAF) terletak  sekitar 1,7 KM dari pintu masuk wisata pancuran tujuh (pintu timur) atau sebelum lokawisata Telaga Sunyi, begitu sampai di area Baturraden Adventure Forest (BAF), saya kagum dengan keasrian dan kesejukan tempatnya. Setelah itu seluruh mahasiswa diajak untuk naik keatas, terutama menuju kantin yang telah menyediakan snack dan minuman. Tidak lama dari itu, seluruh mahasiswa diharapkan berkumpul di lapangan untuk melakukan permainan yang peraturannya adalah bagi kelompok yang memenangkan permainan tersebut mendapat kesempatan untuk mencoba paket outbond yang pertama yaitu flaying fox. Dan kelompok saya berkesempatan untuk mencoba flaying fox. Sebelum menuju ke permainan flaying fox, mahasiswa yang ingin meluncur diharapkan untuk memakai alat pengaman.
    Pada malam harinya kegiatan pun dilanjutkan dengan acara api unggun. Acara tersebut diikuti oleh mahasiswa. Untuk kelancaran acara, acara tersebut dipandu oleh pemandu dari BAF. Udara yang begitu dingin dan nyala api unggun yang menemani kita semua di acara tersebut.
    Keesokan harinya, tepatnya di pagi hari. Mahasiswa diharapkan untuk bangun pukul 04.00 WIB agar mahasisawa dapat melihat sunrise. Tetapi waktu pun berkata lain, mahasiswa tidak dapat melihat sunrise dikarenakan kesiangan menuju kaki gunung slamet. Walaupun tidak bisa melihat sunrise, mahasiswa tidak merasa kecewa karena mahasiswa tetap mendapat kegiatan yaitu trekking melewati lereng-lereng gunung slamet yang begitu curam.
    Hari pun telah sore, tetapi mahasiswa tetap disibukkan dengan permainan-permainan yang ada disitu. Permainan pada sore hari itu cukup menciptakan sebuah kebersamaan yang luar biasa, yaitu menjaga lilin agar tetap hidup dan sampai d sungai. Dalam permaianan itu, seluruh mahasiswa ikut berperan dalam menjaga lilin. Dan pada akhirnya lilin itu tetap hidup hingga sampai d sungai.

Feeling
    Perasaan saya ketika mengikuti kegiatan outbond ke Baturraden Adventure Forest (BAF) adalah senang dan sedih. Perasaan senang saya rasakan ketika kegiatan permainan bersama yang diadakan oleh pemandu. Dan saya merasakan sedih ketika hari pertama bermain flaying fox. Saya ssedih karena sayad dipaksa untuk mengikuti permainan itu, tetapi saya tetap tidak mau krena saya phobia dengan ketinggian. Selain itu, saya merasakan sedih kembali pada saat acara api unggun, yaitu ketika kelompok saya menyanyikan lagu “bunda”. Lagu tersebut membuat saya menangis karena saya merasa sangat kangen dengan seoranga ibu saya.

Evaluation
    Kegiatan outbond ini sangat bermanfaat. Karena telah mengajarkan saya untuk membentuk sebuah karakter. Salah satu contohnya adalah membentuk karakter yang pantang menyerah dalam melakukan suatu kegiatan apapun.

Analysis
    Kegiatan outbond ini membawa sikap positif untuk seluruh mahasiswa jurusan keperawatan angkatan 2014 terutama saya. Selain itu, kegiatan outbond ini mempunyai arti tersediri untuk saya yaitu dapat membentuk dapat membentuk sebuah karakter di dalam diri saya.

Conclusion
    Kesimpulan dari kegiatan outbond ini adalah saya dapat mengetahui arti sebuah kebersamaan terutama disaat melakukan kegitan-kegiatan bersama kelompok yang membutuhkan kerja sama atau kekompakan.

Action Play

    Setelah diadakannya kegiatan ini diharapakan kepada mahasiswa keperawatan angkatan 2014 dapat menerapkan sikap yang sudah  didapatkan selama berada disana. Sikap tersebut dapat diambil dari semua permainan yang sudah dilakukan dan diharapkan sikap tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah beberapa foto are Baturraden Adventure Forest (BAF) :




Sunday, October 26, 2014

Reflective Essay : Kunjungan ke Monumen Pangsar TNI Jenderal Soedirman

NAMA          : ANGGUN TRISNA WATI
NIM              : G1D014011
KELOMPOK : 3
Reflective essay kunjungan ke monumen pangsar TNI Jenderal Soedirman

Description
Pada hari jum’at, 24 Oktober 2014 saya mengikuti kunjungan ke Monumen Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman. Monumen Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman berada di kota Purwokerto. Monumen ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah berisi foto-foto perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta kembali sebagai ibukota Indonesia (pada saat itu) dari kolonial Belanda. Foto-foto berukuran besar tersebut bergantungan di dinding yang melingkar. Ada juga biografi singkat, amanat Panglima Besar, lukisan patung dada, dan peta rute gerilya dilengkapi sebuah replika tandu gerilya. Pada lantai dua berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam Perang Kemerdekaan  1945 dan patung Jenderal Soedirman yang duduk diatas punggung kuda yang terbuat dari perunggu seberat 5,5 ton dan tinggi 4,5 meter. Patung Jenderal Soedirman memiliki arah hadapan yang berbeda. Patung kuda menghadap ke arah sebelah barat sedangkan Jenderal Soedirman menghadap ke sebelah timur.
Jenderal Soedirman lahir pada hari senin pon tanggal 24 Januari 1916 di Dukuh Rembang, Desa Bantar Barang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Purbalingga. Jenderal Soedirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat sianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang Jenderal. Beliau merupakan orang termuda dan sekaligus pertama di Indonesia. Sejak kecil, beliau merupakan seorang anak yang pandai dan juga sangat menyukai organisasi. Dimulai dari organisasi yang terdapat di sekolahnya dahulu, beliau sudah menunjukkan criteria pemimpin yang disukai di masyarakat. Keaktifan beliau pada pramuka hizbul wathan menjadikan beliau seorang guru sekolah dasar Muhammadiyah di kabupaten Cilacap.
Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya  melawan Belanda. Pendidikan Jenderal Soedirman dimulai dari pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa  nasional tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat karena ayahnya meninggal dan kembali ke Cilacap. Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Pendidikan di PETA dilakukan oleh tentara Jepang pada saat itu. Ketika sudah menyelesaikan pendidikannya di PETA, kemudian beliau menjadi seorang Komandan Batalyon yang berada di Kroya, Jawa Tengah. Kemudian beliau menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TKR).
Soedirman dikenal oleh orang-orang di sekitarnya dengan pribadinya yang teguh pada prinsip dan keyakinan, dimana beliau selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya, bahkan kesehatannya sendiri. Pribadinya tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Tjokropranolo, pengawal pribadinya semasa gerilya, sebagai seorang yang selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara.  Pada masa pendudukan Jepang ini, Soedirman pernah menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas. Dalam saat ini beliau mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, pasukan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Pasukan Sekutu dan Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Soedirman mendapat prestasi pertamanya sebagai tentara setelah keberhasilannya merebut senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di Banyumas, Jawa Tengah. Soedirman mengorganisir batalyon PETA-nya menjadi sebuah resimen yang bermarkas di Banyumas, untuk menjadi pasukan perang Republik Indonesia yang selanjutnya berperan besar dalam perang Revolusi Nasional Indonesia.
Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, kemudian beliau diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 12 November 1945, beliau terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang RI. Selanjutnya beliau mulai menderita penyakit tuberkulosis, walaupun begitu selanjutnya beliau tetap terjun langsung dalam beberapa kampanye perang gerilya melawan pasukan NICA Belanda.
Menangnya Pasukan Sekutu atas Jepang dalam Perang Dunia II membawa pasukan Belanda untuk datang kembali ke kepulauan Hindia Belanda (Republik Indonesia sekarang), bekas jajahan mereka yang telah menyatakan untuk merdeka. Setelah menyerahnya pasukan Jepang, Pasukan Sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang. Ternyata pasukan sekutu datang bersama dengan tentara NICA dari Belanda yang hendak mengambil kembali Indonesia sebagai koloninya. Mengetahui hal tersebut, TKR pun terlibat dalam banyak pertempuran dengan tentara sekutu.
Perang besar pertama yang dipimpin Soedirman adalah perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda yang berlangsung dari bulan November sampai Desember 1945. Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris di Ambarawa. Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari tersebut diakhiri dengan mundurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut berakhir tanggal 16 Desember 1945.
Setelah kemenangan Soedirman dalam Palagan Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 beliau dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Beliau memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya. Saat terjadinya Agresi Militer II Belanda, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan di Yogyakarta, karena Jakarta sudah diduduki oleh tentara Belanda. Soedirman memimpin pasukannya untuk membela Yogyakarta dari serangan Belanda II tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Dalam perlawanan tersebut, beliau sudah dalam keadaan sangat lemah karena penyakit tuberkulosis yang dideritanya sejak lama. Walaupun begitu beliau tetap ikut terjun ke medan perang bersama pasukannya dalam keadaan ditandu, memimpin para tentaranya untuk tetap melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda secara gerilya.
Penyakit yang diderita beliau saat berada di Yogyakarta semakin parah. Paru-parunya yang berfungsi hanya tinggal satu karena penyakitnya. Yogyakarta pun kemudian dikuasai Belanda, walaupun sempat dikuasai oleh tentara Indonesia setelah Serangan Umum 1 Maret 1949. Saat itu, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta dan beberapa anggota kabinet juga ditangkap oleh tentara Belanda. Karena situasi genting tersebut, Soedirman dengan ditandu berangkat bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya. Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan satu ke hutan lain, dan dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah dan dalam kondisi hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Walaupun masih ingin memimpin perlawanan tersebut, akhirnya Soedirman pulang dari kampanye gerilya tersebut karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkannya untuk memimpin Angkatan Perang secara langsung. Setelah itu Soedirman hanya menjadi tokoh perencana di balik layar dalam kampanye gerilya melawan Belanda.
Setelah Belanda menyerahkan kepulauan nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, Jenderal Soedirman kembali ke Jakarta bersama Presiden Soekarno, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Pada tangal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberkulosis parah yang dideritanya. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997, beliau mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa jenderal di RI sampai sekarang.

Feeling
Perasaan saya ketika mengikuti kegiatan kunjungan ke monumen pangsar  TNI Jenderal Soedirman adalah senang. Karena dengan diadakannya kegiatan ini saya dapat mengetahui tentang bagaimana sejarah perjuangan Jenderal Soedirman. Selain itu, kegiatan kunjungan ini dapat menimbulkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi sebagai generasi muda untuk selalu mengingat sejarah bangsa Indonesia ini.

Evaluation
Kegiatan kunjungan ini sangat bermanfaat. Karena telah kita ketahui bahwa akhir-akhir ini banyak sekali generasi muda yang tidak mau tahu atau tidak peduli tentang sejarah bangsa Indonesia. Saya ambil contoh, dalam kegiatan kunjungan kemarin ada beberapa mahasiswa yang tidak memperhatikan penjelesan dari juru bicara monumen pangsar TNI Jenderal Soedirman, tetapi malah asyik dengan kegiatan berfoto-foto. Menurut saya hal tersebut sangat disayangkan sekali.

Analysis
Kegiatan kunjungan ini membawa banyak sikap positif untuk saya. Selain itu, kegiatan ini juga mempunyai makna tersendiri untuk saya yaitu saya dapat mengetahui begitu semangatnya Jenderal Soedirman ketika berperang untuk membela tanah air Indonesia ini.

Conclusion
Kesimpulan dari kegiatan kunjungan ini adalah saya dapat mengetahui sejarah perjuangan Jenderal Soedirman. Selain itu saya dapat lebih menghargai jasa-jasa pejuang terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, terutama jasa Panglima Besar Jenderal Soedirman yang berjuang dengan keadaan sakit.

Action Play

Setelah diadakannya kegiatan kunjungan ini diharapkan kepada generasi muda penerus bangsa agar dapat mengetahui sejarah bangsa Indonesia, serta dapat menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotisme yang tinggi untuk menghargai jasa-jasa para pejuang terdahulu.

Berikut ini adalah beberapa foto hasil dari kunjungan ke Monumen Pangsar TNI Jenderal Soedirman :






Wednesday, October 1, 2014

Reflective Essay : Photovoice

NAMA                        : ANGGUN TRISNAWATI
NIM                             : G1D014011
NAMA AKTIVITAS  : REFLECTIVE  ESSAY
KELOMPOK              : 6


1.Description (Deskripsi)
       Pada tanggal 26 September 2014 tepatnya di pagi hari, saya mengikuti kegiatan photovoice group discussion yang dilaksanakan di tengah lapangan kampus jurusan keperawatan Unsoed. Berjalannya kegiatan ini dipandu oleh dosen saya yang bernama Bapak Ryan Hara Permana, S.Kep.,Ns.MN. Kegiatan ini diikuti oleh semua mahasiswa jurusan keperawatan Unsoed angkatan 2014. Di dalam kegiatan ini, semua mahasiswa terbagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5 samapi 6 orang di masing-masing kelompok. Disini setiap orang mendapat tugas untuk mendeskripsikan hasil photovoice mereka dengan tema “Usaha orang tua dalam membantu pendidikan kita”.
2.Feelings (Perasaan)
      Perasaan saya ketika mendeskripsikan hasil photovoice yang telah saya buat yaitu senang. Saya senang karena pada hari itu saya mendapat urutan pertama untuk mendeskripsikan hasil photovoice yang telah saya buat pada saat itu. Tetapi setelah dipertengahan jalan saat  mendeskripsikan, saya merasa sedih dan saya pun hampir menangis karena melihat poto orang tua saya yang sedang bekerja. Orang tua saya bekerja keras untuk membiayai pendidikan saya dari dulu hingga sekarang. Orang tua saya memang cocok menjadi figure orang sukses dan figure penyemngat buat saya.
3.Evaluation (Evaluasi)
     Dengan adanya kegiatan photovoice ini saya jadi memperoleh beberapa kesan penting.Setiap orang di kelompok saya mendeskripsikan hasil photovoicenya dengan baik.Dari photovoice itulah saya memperoleh pemikiran tentang kerja keras orang tua saya. Dan seharusnya saya sudah mempunyai pemikiran itu dari dulu, namun sifat egois lah yang membuat saya lebih memikirkan diri sendiri dibandingkan memikirkan pengorbanan orang tua saya.
4.Analysis (Analisa)
     Seandainya saya mempunyai pemikiran itu dari dulu, saya tidak mau merepotkan atau membebani orang tua saya terus menerus. Karena setelah mendengar beberapa deskripsi dari teman satu kelompok, saya ingin menjadikan diri saya lebih baik lagi. Lebih bisa menjadi sosok yang peduli dan lebih mengahargai pengorbanan orang tua yang sudah diberikan kepada saya.
5.Conclusion (Kesimpulan)
     Kegiatan ini mengingatkan saya untuk selalu bersyukur atas apa yang sudah orang tua saya lakukan untuk saya. Menjadi orang sukses itu merupakan prioritas pertama untuk saya. Membahagiakan orang tua, mengangkat derajat orang tua saya yang sebagai seorang petani itu hal yang harus dicapai. Namun, sebagai seorang anak yang selalu ada untuk orang tua d masa yang akan datang itu hal yang paling istimewa.
6.Action Plan (Rencana)
     Dengan semua yang saya rasakan saya ingin memulainya dari awal untuk menjadi sosok pribadi yang lebih baik lagi. Jika orang lain bisa melakukannya, kenapa saya tidak ? Maka dari itu saya akan mulai mencobanya dari sekarang. Salah satunya adalah meninggalkan sifat egois saya. Dan akan menjadi seseorang yang selalu menghargai pengorbanan orang tua.