Prinsip Koreksi Miopi, Hipermetropi, Presbiopi
Miopi
disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat
melihat dekat dengan lebih baik. Miopi terjadi jika kornea (terlalu cembung)
dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang
sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina. Miopi ditentukan dengan ukuran lensa
negatif dalam Dioptri. Klasifikasi miopi antara lain: ringan (3D), sedang (3 –
6D), berat (6 – 9D), dan sangat berat (>9D).
Gejala
miopi antara lain penglihatan kabur ketika
melihat
jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu atau dekat, selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda
yang dilihat pada mata, gangguan dalam pekerjaan, dan jarang sakit kepala. Koreksi mata miopi dengan memakai lensa
minus atau negatif
ukuran teringan yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam
mata. Biasanya pengobatan dengan kaca mata dan lensa kontak. Pemakaian kaca
mata dapat terjadi pengecilan ukuran benda yang dilihat, yaitu setiap -1D akan
memberikan kesan pengecilan benda 2%. Pada keadaan tertentu, miopi dapat
diatasi dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial,
keratektomi fotorefraktif, Laser Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis
(Lasik).
Hipermetropi adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi
memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropi terjadi jika kekuatan
yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan
lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina. Hal ini
dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropi aksial),
seperti yang terjadi pada kelainan bawaan tertentu, atau penurunan indeks bias
refraktif (hipermetropi refraktif), seperti afakia (tidak mempunyai lensa).
Pasien dengan hipermetropi mendapat kesukaran untuk
melihat dekat akibat sukarnya berakomodasi. Bila hipermetropi lebih dari + 3.00
D maka penglihatan jauh juga akan terganggu. Pasien hipermetropi hingga + 2.00
D dengan usia muda atau 20 tahun masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa kaca
mata tanpa kesulitan, namun tidak demikian bila usia sudah 60 tahun. Keluhan
akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar
untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. Pada perubahan usia, lensa
berangsur-angsur tidak dapat memfokuskan bayangan pada retina sehingga akan
lebih terletak di belakangnya. Sehingga diperlukan penambahan lensa positif
atau konveks dengan bertambahnya usia. Pada anak usia 0-3 tahun hipermetropia
akan bertambah sedikit yaitu 0-2.00 D.
Pada hipermetropi dirasakan sakit kepala terutama di
dahi, silau, dan kadang juling atau melihat ganda. Kemudian pasien juga
mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk
melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang retina. Pasien muda
dengan hipermetropi tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu
melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang
banyak membaca atau mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut
akan memberikan keluhan kelelahan setelah membaca. Keluhan tersebut berupa
sakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.
Mata dengan hipermetropi akan memerlukan lensa cembung
atau konveks untuk mematahkan sinar lebih kuat kedalam mata. Koreksi
hipermetropi adalah diberikan koreksi lensa positif maksimal yang memberikan
tajam penglihatan normal. Pasien dengan hipermetropi sebaiknya diberikan kaca
mata lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal.
Presbiopi adalah perkembangan normal yang berhubungan
dengan usia, yaitu akomodasi untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang.
Presbiopi terjadi akibat penuaan lensa (lensa makin keras sehingga elastisitas
berkurang) dan daya kontraksi otot akomodasi berkurang. Mata sukar berakomodasi
karena lensa sukar memfokuskan sinar pada saat melihat dekat.
Gejala presbiopi biasanya timbul setelah berusia 40
tahun. Usia awal mula terjadinya tergantung kelainan refraksi sebelumnya,
kedalaman fokus (ukuran pupil), kegiatan penglihatan pasien, dan lainnya.
Gejalanya antara lain setelah membaca akan mengeluh mata lelah, berair, dan
sering terasa pedas, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, gangguan
pekerjaan terutama di malam hari, sering memerlukan sinar yang lebih terang
untuk membaca.
Koreksi dengan kaca mata bifokus untuk melihat jauh dan
dekat. Untuk membantu kekurangan daya akomodasi dapat digunakan lensa positif.
Pasien presbiopi diperlukan kaca mata baca atau tambahan untuk membaca dekat
dengan kekuatan tertentu sesuai usia, yaitu: +1D untuk 40 tahun, +1,5D untuk 45
tahun, +2D untuk 50 tahun, +2,5D untuk 55 tahun, dan +3D untuk 60 tahun. Jarak
baca biasanya 33cm, sehingga tambahan +3D adalah lensa positif terkuat yang
dapat diberikan.
No comments:
Post a Comment