Tuesday, December 23, 2014

Penyebab Menguap

Mengapa Mengantuk Menyebabkan Menguap ?


       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),  mengantuk adalah rasa atau perasaan hendak tidur. Mengantuk bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kita. Mengantuk merupakan fenomena yang sudah sangat sering kita lihat bahkan kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, lansia, pasti pernah mengantuk.

       Mengatuk tidak mengenal waktu. Baik pagi, siang, sore, atau malam kita bisa saja mengantuk. Mengantuk sebenarnya tidak berbahaya apabila datang pada waktu yang tepat, misalnya mengantuk sebelum tidur. Tapi apabila rasa mengantuk datang pada saat yang tidak tepat, maka itu bisa membuat malapetaka bagi kita. Misalnya, ketika  kita mengantuk saat belajar, kita tidak bisa lagi berkonsentrasi terhadap pelajaran, sehingga kita tidak mengerti dengan  materi yang telah diajarkan oleh guru, karena tidak mengerti, kita tidak bisa mencapai kriteria ketuntasan minimum, dan akhirnya kita bisa tinggal kelas karena itu. Belum lagi apabila rasa mengantuk itu datang saat kita mengendarai kendaraan bermotor, kita bisa mengalami kecelakaan hingga berujung kematian.

       Proses mengantuk sendiri merupakan hasil dari peninggian hormon melatonin yang disekresikan oleh kelenjak pineal di otak, sebagian disekresikan di lambung dan usus. Melatonin ini meninggi saat mata menangkap kegelapan, dan menurun saat mata menangkap cahaya. Jadi, berdasarkan teori ini, manusia memang memiliki jam tidur pada malam hari dan jam kerja pada siang hari. Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan insomnia (sulit tidur pada malam hari).

       Menguap terjadi pada saat tubuh kekurangan oksigen. Dengan menguap, kita menghirup oksigen sebanyak-banyaknya melalui mulut agar dapat memenuhi kekurangan oksigen di dalam tubuh. Kita bisa membuktikannya sendiri, bahwa saat menguap, kita akan mengambil nafas dalam-dalam, bukan membuang nafas.

Hal-hal yang menyebabkan tubuh kekurangan oksigen antara lain :

a.  Kelaparan. Dalam keadaan kurangnya asupan glukosa, maka metabolisme otak akan menurun. Otak merupakan organ yang paling banyak mengonsumsi glukosa dan oksigen. Menurunnya asupan glukosa, maka secara tidak langsung menurunkan konsumsi oksigen oleh otak. Reaksi selanjutnya, selain menerbitkan rasa lapar ke daerah lambung, adalah menguap.

b.   Keletihan. Penggunaan energi untuk bekerja otomatis membutuhkan oksigen sebagai bahan bakarnya (oksidasi). Selain membutuhkan oksigen yang banyak, hasil oksidasi juga memunculkan oksidan yang harus dibuang. Jika menumpuk, maka ia akan mengganggu sirkulasi darah. Menguap membantu mencukupi kebutuhan oksigen yang kurang tersebut.

 c.  Belajar ataupun hal-hal yang memeras pikiran. Para pelajar, mahasiswa, analis, dokter, dan sebagainya yang sehari-harinya mengandalkan otaknya untuk bekerja, maka akan lebih sering menguap. Biasanya, proses ini diikuti dengan rasa lapar. Metabolisme otak yang tinggi membutuhkan asupan glukosa dan oksigen lebih banyak lagi.

d.   Stress ataupun beban psikologis lain. Saat stress ataupun terbeban sesuatu, reaksi pertama pada manusia adalah mempercepat denyut jantungnya, mempercepat nafasnya. Bagi mereka yang terbiasa dengan kondisi ini, misalnya pada dokter UGD, pemadam kebakaran, tentara, reaksi ini tidak menimbulkan dampak apapun. Tetapi pada mereka yang tidak terbiasa, mekanisme alert ini akan membuatnya cepat letih, yang pada gilirannya nanti dia akan menguap.

e.   Tekanan udara yang tinggi. Pada daerah yang sangat tinggi, tekanan udara yang tinggi akan menyebabkan paru-paru sulit mengambil udara. Jika tidak ada latihan sebelumnya, maka hal ini akan sangat berbahaya, misalnya di atas pesawat, jet, dan sebagainya.

f.   Udara dingin. Pada suhu udara yang lebih rendah, tubuh akan mempertahankan suhu rata-rata tubuh (36,5-37,5 derajat Celcius) dengan cara membakar lemak. Hal ini berguna agar tubuh tidak jatuh ke keadaan kedinginan. Jika gagal, dibantu dengan jaket, selimut, ataupun baju tebal lainnya. Proses peningkatan metabolisme lemak ini membutuhkan oksigen lebih banyak dan tambahan asupan makanan. Tidak heran jika di daerah yang dingin, kita akan lebih cepat lapar, menguap, dan mengantuk. (sumber : kaskus.us)

No comments:

Post a Comment